Senin, 30 April 2012

Setyo Maharso : DP Rumah Mestinya Diatur Berdasarkan Harga

Pertengahan Juni mendatang, Bank Indonesia (BI) mulai memberlakukan ketentuan rasio loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) 70% bagi rumah tinggal atau apartemen dengan luas bangunan minimal 70 meter persegi. Artinya, uang muka atau down payment (DP) KPR ditetapkan minimal 30% dari harga properti.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap bisnis properti di Tanah Air. Untuk mengetahui dampak peraturan tersebut bagi pengembang dan konsumen, Rumah.com berkesempatan mewawancarai Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI), Setyo Maharso, di kantornya beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Bagaimana pengaruh LTV bagi pengembang?Sebenarnya pengaruh aturan LTV secara langsung tidak ada. Tetapi pasti, untuk sementara penjualan rumah akan menurun. Di sisi lain, developer juga mau jualan, jadi biasanya mereka melakukan beberapa trik, seperti memberi fasilitas angsuran uang muka bagi konsumen. 

Mengenai LTV, ada sisi lain yang harus dilihat. Dalam mengucurkan kredit, bank punya kemandirian untuk menilai kemampuan si konsumen. Sebenarnya, soal besaran DP diserahkan saja kepada bank, tidak perlu diatur BI dan diekspos besar-besaran seperti ini. Sekarang, sebagian bank memang ada yang menerapkan DP 10%, tetapi tidak semua, tergantung kemampuan mengangsur dari si konsumen. 

Peraturan LTV ini berlaku untuk unit tipe 70 ke atas. Bagaimana pengaruhnya pada konsumen kelas menengah? Kalangan menengah sebagai konsumen akan syok sementara waktu, tetapi nanti juga mereka akan menyesuaikan diri. Tetapi, saya kasihan pada konsumen di luar Jawa. Di sana, harga rumah tipe 70 sekitar Rp300 jutaan, sementara di Jakarta, harga rumah tipe 36 bisa Rp500 juta - Rp600 jutaan. 

Artinya, jika membeli rumah dengan harga Rp300 juta di Jawa, konsumen bisa membayar DP 10%, karena rumahnya di bawah tipe 70. Tetapi di luar Jawa, konsumen harus menyiapkan dana Rp90 juta. Meski mereka mendapat rumah yang lebih besar, tapi hal ini tidak adil.

Jadi, apakah sebaiknya diatur berdasarkan harga?Saya waktu itu memang mengusulkan agar diatur berdasarkan harga rumah, antara Rp700 juta – Rp1 miliar. Saat ini, tidak mungkin bank memberikan LTV 70% jika melihat konsumen mampu mengangsur, pasti LTV-nya bisa 50%. 

Range uang muka untuk kelas menengah saat ini berkisar 20% - 40%, jadi tidak pas 30%. Sebab, bank punya penilaian sendiri. Mereka (bank) kan tidak mau kreditnya macet gara-gara hal itu.

Saat ini apakah banyak KPR yang macet?NPL (non performing loan alias kredit macet) untuk KPR, saat ini kurang dari 2%. Kredit yang memiliki banyak masalah adalah kredit multi guna. Misalnya, Anda mau buka usaha dengan mengagunkan rumah. Nah, kredit semacam ini yang banyak macet. 

Dari sisi REI, apa yang dilakukan terkait LTV?Kami sudah ketemu dengan BI tiga kali. BI melakukan ini dengan alasan khawatir terjadi bubble properti. Bagaimana bisa bubble, karena ketertinggalan perumahan (backlog) kita masih besar, pertumbuhan (backlog) per tahun pun besar. 

Kita harus menyelesaikan ketertinggalan 10 juta unit, belum lagi pertumbuhannya setiap tahun. Saya tidak tahu BI berfikirnya seperti apa. Makanya, kita harus duduk bersama supaya tahu kondisi riil di lapangan.

Jadi peraturan BI ini akhirnya menambah backlog?Ya. Saya beri ilustrasi, misalnya ada orang gajinya Rp10 juta. Dia tidak bisa mengambil RST (rumah sederhana tapak), karena RST hanya untuk mereka yang berpenghasilan maksimal Rp3,5 juta. Tetapi di sisi lain, dia juga dibatasi dengan peraturan LTV yang baru, padahal dia belum punya rumah. Jadi hal ini lucu juga. 

Alasan BI membuat peraturan ini, juga untuk membatasi kelas menengah atas. Usul saya, aturan LTV itu tidak diberlakukan untuk rumah pertama dan kedua. Sementara untuk rumah ketiga dan seterusnya—yang digunakan sebagai investasi—bisa diberlakukan. 

Banjir dan Solusinya


Banjir adalah fenomena sebagian lokasi di Jakarta dan sekitarnya, salah satu lokasi tersebut adalah Bintaro. Apa dan bagaimana yang mesti kita lakukan..?
Banjir adalah meluapnya air dari aliran-aliran air akibat sistem drainase dan penataan kota yang buruk. Banjir merupakan salah satu mimpi buruk bagi penduduk yang tempat tinggalnya dekat dengan aliran air, seperti sungai. Biasanya daerah-daerah yang terkena banjir yaitu daerah-daerah pinggiran sungai dan daerah yang sistem tata kotanya yang buruk dan tidak proporsional. Banjir tidak pandang bulu. Banjir bisa terjadi mulai dari daerah yang kumuh sampai perumahan elite.  Banjir tahunan terjadi di Kota Jakarta, tetapi tidak hanya disitu. Belum lama ini, banjir bandang seperti tsunami terjadi di Wasior, Papua Barat. Banjir bandang tersebut meluluh-lantakkan Wasior tanpa tersisa. Banyak korban jiwa berjatuhan dan kerugian yang ditaksir mencapai triliunan rupiah. Banjir di Jakarta sudah biasa. Setiap tahunnya Jakarta merupakan Kota yang sering dilanda banjir ketika musim hujan datang. Tahun ini, musim hujan dimulai bulan Oktober. Dan bulan itu pula, penderitaan penduduk Jakarta bertambah. Banjir bisa mencapai 2 meter. Bahkan di tempat-tempat tertentu bisa lebih dari itu. Banjir akan melumpuhkan Pemerintahan Kota dan semua aktivitas-aktivitas penduduknya. Bagaimana tidak? Ketika banjir, jalan-jalan raya bahkan jalan tol di Jakarta banyak yang terendam. Membuat angkutan umum dan kendaraan pribadi sulit untuk bergerak, air masuk sampai mesin lalu mati, dan menimbulkan kemacetan yang sangat panjang.
Faktor-faktor banjir ada 2 macam, diantaranya :
  • Faktor alamiah
Dataran banjir merupakan daerah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
  • Faktor perubahan
    • Perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang
    • Sistem drainase dan penataan kota yang buruk
    • Membuang sampah sembarangan di aliran air
    • Pembangunan di sekitar wilayah aliran air menjadikan penyempitan wilayah aliran air
    • Tidak dibangun waduk buatan untuk menampung air hujan
    • Menebang pohon dan gundulnya hutan-hutan sehingga hilangnya daerah resapan air

Akibat yang ditimbulkan :
  • Terganggunya sistem pemerintahan
  • Hilangnya pekerjaan, hilangnya harta benda
  • Memperlambat aktivitas penduduk
 Solusi banjir :
  • Memperbaiki sistem drainase dan tata kota
  • Membuat waduk buatan yang bisa menampung air hujan
  • Menggalakkan sistem Tanam Seribu Pohon
  • Menanam kembali atau Reboisasi hutan-hutan yang telah gundul
  • Meneggakan hukum dan memberikan tempat tinggal yang baru bagi penduduk pinggiran sungai
  • Mengeruk pasir-pasir sungai secara rutin
  • Membuang sampah pada tempatnya
Jika kita mau, jika Pemerintah bersedia untuk membantu dan bersungguh-sungguh, saya sangat yakin, Indonesia akan bebas dari banjir. Tentu saja itu semua harus dibarengi dengan kerjasama antara semua pihak
Sumber : Berita & Informasi
Gambar : Faeruz

Minggu, 29 April 2012

Gaha Raya menjadi salah satu "icon" rencana pengembangan akses tata kota Tangerang Selatan



Sabtu (30/7/2011), pemerintahan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan berusia 100 hari. Sejak 20 April 2011, belum ada perubahan fisik dari wajah kota hasil pemekaran Kabupaten Tangerang tersebut.
Ibarat membangun rumah, setidaknya kinerja ini sebagai fondasi dalam menata perumahan dan permukiman, infrastruktur, penanganan sampah, kesehatan, pendidikan, serta ketersediaan air.
Setelah lebih dari tiga bulan menata Tangerang Selatan (Tangsel), Airin-Benyamin mengeluarkan peraturan daerah (perda) tentang izin mendirikan bangunan yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tangsel.
Ketua DPRD Tangsel Bambang P Rachmadi mengatakan, perda penyempurnaan aturan serupa yang sebelumnya dikeluarkan induknya itu untuk membatasi dan mengendalikan bangunan serta menata kawasan perumahan dan permukiman penduduk.
Dalam penyempurnaan itu, ada empat unsur yang ditambahkan untuk dipenuhi pengembang atau perorangan yang akan membangun perumahan baru. Pertama, setiap perumahan baru harus dibangun terintegrasi satu dengan lain, termasuk drainase dan jalan. Mereka sadar, penyebab banjir antara lain karena tak ada integrasi antar rumah atau perumahan satu dengan yang lain.
Kedua, setiap pengembang atau perorangan yang akan membangun harus menyediakan 40 persen lahannya untuk ruang terbuka hijau.
Ketiga, setiap pengembang wajib melibatkan masyarakat sekitar saat akan membangun kawasan perumahan. Keempat, setiap perumahan baru wajib membangun tempat pengolah sampah terpadu dalam kawasan terbangun. ”Empat aturan tambahan ini untuk mewujudkan misi membangun Tangsel sebagai Rumah Kita Bersama,” kata Airin dalam perbincangan khusus dengan Kompas, Jumat (15/7) malam.
Kekhawatiran itu beralasan karena Kota Tangsel sudah semrawut. Pengamat perkotaan sekaligus planolog Universitas Tarumanagara, Jakarta, Suryono Herlambang, mengatakan, pembangunan perumahan, terutama oleh pengembang skala kecil, di wilayah itu tak terkendali.
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Tangsel mencatat, hanya 20 persen dari luas Tangsel, yakni 147,19 kilometer persegi, yang lahannya dikuasai Pemkot Tangsel. Sisanya, lahan dikuasai pengembang skala besar, menengah, hingga kecil dan perorangan.
Tiga pengembang besar telah menguasai kawasan Bintaro Jaya dengan 5.000 hektar yang meliputi Pondok Aren, Ciputat, dan Ciputat Timur. Pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 1.500 hektar menguasai Kecamatan Serpong dan Serpong Utara (lahan yang dikuasai lainnya di Kabupaten Tangerang) serta Alam Sutra. Selebihnya, lahan dikuasai oleh 209 pengembang skala kecil.
Infrastruktur dan sampah
Waktu 100 hari tergolong singkat untuk memengaruhi pembangunan fisik, terutama infrastruktur, seperti jalan dan drainase, di kota berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa. Pembangunan tersebut dilaksanakan di tujuh kecamatan dengan 49 kelurahan dan lima desa.
Paling tidak, yang sudah dilakukan adalah memulai membentuk kawasan percontohan pengendalian banjir di Bukit Pamulang Indah, memelihara saluran air sepanjang 45 kilometer pada 18 ruas anak sungai, dan memulai pelaksanaan pembangunan 79 ruas jalan sepanjang 49 kilometer.
Berdasarkan pengamatan Kompas, sejumlah titik jalan sudah diperbaiki, antara lain Jalan Merpati, Jalan Raya Jurangmangu, Pondok Aren, dan Jalan Raya Serpong (jalan nasional). Di sebagian titik di Jalan Merpati sudah dibangun drainase.
Ke depan, Pemkot Tangsel akan membangun jalan alternatif untuk mengurai kemacetan di Jalan Raya Serpong yang menjadi poros utama dari keluar masuk sejumlah perumahan di kawasan itu.
Pembangunan jalan akan diimbangi dengan pembuatan dan perbaikan drainase. Empat jalan yang sedang ditata adalah Jalan Siliwangi Pamulang, Jalan Ciputat, Jalan Serpong, dan Graha Raya. Empat jalan ini akan menjadi ikon Kota Tangsel.
Airin mengatakan, skala prioritas pembangunan Tangsel adalah infrastruktur. Buruknya infrastruktur dapat memengaruhi dan menambah kesemrawutan kota. Kota menjadi rawan banjir dan kemacetan akan terjadi di mana-mana.
Hal lain yang sudah dimulai adalah penertiban keramba dalam badan situ sudah dimulai secara bertahap yang didahului di Situ Sasak, Pamulang.
”Jika tidak ada pengendalian dan perbaikan, Tangsel akan jadi seperti apa?” ujar Airin.
Sampah menjadi masalah besar di Kota Tangsel sejak Kabupaten Tangerang menarik armada pengangkut sampah dan menutup akses pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatiwaringin, Kabupaten Tangerang. Akibatnya, produksi sampah sebanyak 1.200 meter kubik per hari dari rumah tangga, pasar, dan industri tak tertangani.
Dalam 100 hari kerja, paling tidak sampah tidak lagi menumpuk di pasar-pasar, seperti Pasar Ciputat dan Cimanggis. ”Secara bertahap, sampah akan ditangani. Setelah sampah pasar, kami akan mengolah sampah rumah tangga yang mengambil porsi terbesar dalam produksi sampah di wilayah ini,” kata Airin.
Salah satu cara untuk mengatasi sampah adalah memacu pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Cipeucang, Serpong. Pembangunan sudah mulai dilakukan setelah Tangsel mendapat suntikan dana dan bantuan armada dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Banten.
Penanganan sampah sudah dimulai dengan menyediakan tong dan bak sampah di Jalan Serpong. Cara ini untuk mengajak masyarakat sadar akan budaya bersih lingkungan dengan menggunakan bak dan tong sampah.
Dalam diskusi terbatas Kompas tentang ”Menata dan Berbagi Ruang Wilayah Jabodetabek”, Selasa (26/7), Suryono Herlambang mengatakan, Kota Tangsel mendesak ditata karena selama ini pembangunannya tak merata.
Di bagian barat terbangun kawasan kota baru, seperti Bumi Serpong Damai dan Alam Sutra (Serpong) serta Bintaro Jaya. Adanya pengembangan kawasan kota baru ini membuat pembangunan infrastruktur, seperti jalan dan drainase, serta tata ruang wilayah teratur dan tertata dengan baik.
Kondisi ini bertolak belakang dengan wilayah selatan, seperti Ciputat, Pamulang, dan Pondok Cabe. Wilayah itu terkesan kumuh, tak teratur, dan semrawut. Infrastruktur tak terbangun dan pembangunan perumahan atau permukiman tak terkendali.
Airin pun mengakui, tiga wilayah ini masih harus ditata lagi. ”Inilah yang menjadi pekerjaan rumah terberat kami, menata agar kawasan Ciputat, Pamulang, dan Pondok Cabe bisa berkembang seperti tiga kawasan kota baru,” ujar Airin. (PIN/NEL/MAM, Kompas cetak)


Sumber: Kompas.com/Urban-Serpong

Go Green di kamar tidur anda


Green living adalah gaya hidup hijau yang dapat diterapkan di manapun. Anda bisa menerapkan gaya hidup ramah lingkungan di seluruh bagian rumah Anda. Misalnya menerapkan di kamar tidur Anda. Berikut caranya:
1. Tempat tidur Anda terbuat dari kayu? Saat membelinya, pastikan kayu itu bersumber dari hutan yang dikelola dengan baik. Jangan sampai membeli tempat tidur yang kayunya berasal dari hasil pembalakan liar, atau proses finishingnya menggunakan bahan kimia yang merusak lingkungan.
2. Kasur adalah bagian paling nyaman dari sebuah kamar tidur. Gunakanlah kasur organik, yakni kasur yang kapuknya diambil dari serat alam. Kasur kapuk alami lebih aman dari serangan kuman penyebab alergi, atau tungau dan debu, sehingga juga akan menjamin kesehatan Anda.
3. Selimut. Bahan tekstil yang ramah lingkungan adalah tekstil yang aman dan nyaman bagi kulit, serta tidak menimbulkan alergi. Gunakanlah serat kapas alami dan pastikan proses produksi tekstilnya juga tidak menghasilkan limbah perusak alam.
4. Sistem pencahayaan kamar tidur berhubungan dengan masalah efisiensi energi listrik. Lampu kamar tidur sebaiknya menggunakan lampu LED dan tidak perlu yang ber-watt besar. Untuk pencahayaan alami dapat diakali dengan pemasangan cermin besar yang akan memantulkan sinar lampu.
Supaya kamar tidur tetap terang di siang hari, Anda dapat memasang atap transparan di beberapa sudut atap, dan sinar matahari dapat masuk. Cara ini dapat mengurangi tagihan listrik Anda.
5. Gunakan cat dinding yang ramah lingkungan. Ciri-ciri cat yang mengandung racun dapat Anda ketahui dari baunya. Cat berbahan dasar minyak biasanya mengandung VOC dan baunya menyengat. Sedangkan cat berbahan dasar air memiliki bau yang tidak terlalu menyengat. Cat seperti ini pastilah rendah kadar VOC-nya. Cermatlah dalam memilih produk cat.

Selamat menikmati tidur pulas anda....!!!
Sumber : Tabloid Design Rumah
Gambar : Faeruz 

Jumat, 27 April 2012


Tips Sederhana Tata Ruang Tamu Klasik dan Minimalis


Tata Ruang Tamu Minimalis. Menata Ruang Tamu dengan benar bukan hanya penting tapi sangat penting. Bayangkan jika ruang tamu terlihat berantakan atau anak2 menangis dan tamu melihat. Pasti akan membuat tamu penting anda tidak nyaman, ill feel, Urusan bisa gagal. iya kan?
Nah, agar ruang tamu menarik anda harus bisa menata dengan rapi dan nyaman. Yaitu dimulai dengan :
  1. Penempatan Ruang Tamu. Sebaiknya pilihlah ruang untk tamu yang paling dekat dengan pintu masuk utama. Jangan memilih ruang tamu di ruang yang dalam atau rumah bagian belakang. Anda akan terganggu jika para tamu masuk melewati ruang keluarga atau dapur. Akan lebih nyaman buat anda dan para tamu jika ruang tamu didepan atau di dalam dekat pintu utama. Selain nyaman posisi ini juga bagus menurut feng shui (jika anda percaya). YaknTata Ruang Tamu Minimalisi bisa mengalirkan chi yang membawa keberuntungan “katanya”.
  2. 2. Penataan Furniture. Dalam menata furniture sebaiknya tidak mengganggujalan ke ruang2 lain. anda bisa menggunakan formasi 3-2-1 atau 1-2-2-2 sesuai dengan selera dan kebutuhan anda.
  3. Ukuran Furniture. Ukuran Furniture sesuaikan dengan luas ruangan, jangan terlalu kecil akibatnya ruangan tampak kosong atau terlalu besar yang bikin ruang tamu terasa sesak. Jika ruang tamu memiliki space yang luas, pemakaian furniture bergaya klasik akanmembuat rumah anda terkesan mewah dan unik. Namun jika ruang tamu anda berukuran sempit, sebaiknya anda pilih furnitureminimalist dengan tempat duduk tebal tapi ringan mudah dipindah.
  4. Warna Furniture. Pilihlah warna furniture yang sepadan dengan komposisi warna ruangan. Misalnya jika tirai dan dinding berwarna pink, sofa pink akan membuat ruangan terasa serasi dan lebih hidup. Permainan warna yang tepat akan membuat ruangan sempit terasa lebar.
  5. JIka Sering Kedatangan Tamu Menginap. Jika anda sering memiliki tamu yang menginap, siapkan kamar khusus menyambung dengan ruang tamu dengan kamar mandi khusus atau dalam kamar. Hal ini akan membuat tamu nyaman keluar masuk kamar tanpa mengganggu aktivitas anda.
  6. Penggabungan Ruang Tamu dan Ruang Keluarga
    Penggabungan Ruang Tamu dan Ruang Keluarga. Ini adalah salah satu alternatif untuk memaksimalkan ruang. Terutama jika tamu tidak terlalu banyak dan sering. Anda bisa mengisi ruang tamu dengan majalah, tv set atau barang lain yang tidak tampak kotor sehingga anda bisa menggunakan ruang untuk berkumpul dengan keluarga dan tidak repot membersihkan jika tiba2 ada tamu. Atau anda menyediakan meja kursi di teras rumah. Jadi tamu yang hanya 5 menit atau sekedar menyampaikan undangan cukup di ruang tamu teras.
  7. Hiasan & Aksesoris. Jika ruang tamu luas, berilah hiasan dinding atau pernak-pernik kecil agar ruang tamu lebih indah dan terkesan ceria. Tambahkan lampu yang cantik dan indah

Kamis, 26 April 2012

Tips mempercantik teras depan rumah anda



Bagi Anda yang sering menerima tamu di teras depan rumah, sesekali mempercantik area ini tak ada salahnya. Karena memiliki teras yang cantik, acara menyambut tamu pun jadi lebih menyenangkan.
Sebelum mempercantik teras, perhatikan penempatannya terlebih dahulu. Teras rumah yang terletak di belakang dan samping rumah akan berbeda dengan teras yang berada di depan pintu rumah.
Misalnya teras depan rumah masyarakat Betawi dibuat begitu luas. Namun, kecenderungan masyarakat kota yang menginginkan privasi menempatkan teras di bagian belakang rumah atau samping.
Perkembangan lainnya, teras depan rumah bergeser ke ruang penerima tamu di dalam rumah bernama Foyer. Foyer sebagai area transisi menuju ruang tamu sudah banyak contohnya didesain menarik. Misalnya dengan menggunakan material kayu, permainan warna di dinding, atau memakai material batu merah. Foyer banyak dijumpai di bangunan apartemen, sementara teras masih banyak dijumpai pada hunian perumahan.
Untuk mempercantik teras rumah yang ada di depan rumah, Anda bisa menempatkan meja dan kursi dari material yang ringan, lalu ditambah dengan sentuhan tanaman bunga dalam pot yang digantung. Atau tempatkan tanaman hias atau tanaman-tanaman perdu di sisi luar teras.
Apabila senang dengan material kayu, coba kursi unik dari kayu bantalan kereta api. Bentuk kursi yang memanjang cukup untuk memenuhi teras. Motif kayu bantalan kereta api yang unik dipadu dengan bantal-bantal kursi bisa membuat tamu betah menunggu di teras rumah.
Atau Anda juga bisa menempatkan meja kursi dengan paduan warna-warna yang dikontraskan agar menarik perhatian, misalnya meja berwarna hitam dengan dua kursi berwarna putih. Perhatikan warna furnitur nya, pilihlah yang tahan terhadap cuaca.
Selamat mempercantik teras depan rumah Anda!