Kamis, 12 Juli 2012





Namun menurut perhitungan fengsui, tidak semua arah hadap rumah cocok dengan penghuninya. Penentuan arah hadap rumah tak bisa dianggap sepele, apalagi yang berkaitan dengan posisi pintu utama, sebab dari sinilah energi chi keluar-masuk rumah. Hal yang paling utama dalam menentukan arah hadap pintu utama adalah harus cocok dengan pemilik rumah, dalam hal ini kepala keluarga.

Sidhi Wiguna Teh mengatakan, manusia dibagi menjadi dua kelompok: kelompok timur dan barat. "Jika seseorang masuk dalam kelompok timur, maka tidak masalah jika rumahnya menghadap timur. Sebaliknya bagi kelompok barat, jika memiliki rumah yang menghadap timur, maka akan mengalami masalah, baik dari segi finansial maupun karir," jelas pakar fengsui dari Indonesia Feng Shui Architects ini.

Penentuan kelompok barat atau timur ada rumusnya, kata Sidhi. Hal yang harus diketahui adalah angkakua yang didapat dari menghitung angka tahun kelahiran (lihat cara penghitungan).

Angka kua 1, 3, 4, dan 9 disebut kelompok timur, sedangkan angka kua 2, 5, 6, 7, dan 8 disebut kelompok barat. “Kelompok barat lebih banyak daripada kelompok timur, karena angka kua 5 masuk ke dalam kelompok barat,” ucap Sidhi.

Misalnya, seseorang yang memiliki angka kua 6, rumahnya lebih cocok menghadap barat. “Bagi pemilik angka kua 6 hadap tepat ke arah barat akan memudahkan pemilik rumah mendapat berbagai peluang bisnis. Sebaliknya, seseorang yang memiliki angka kua 7, jika rumahnya menghadap ke arah timur akan babak belur, karena arah tersebut merupakan arah yang paling jelek untuk kua 7,” papar Sidhi.


Cara Menghitung KuaCara menghitung angka elemen pribadi berdasarkan tahun kelahiran (untuk tahun kelahiran sebelum tahun 2000).

Laki-laki: Angka 100 dikurangi 2 angka terakhir tahun kelahiran kemudian dibagi 9. Sisa dari hasilnya adalah angka kua.
Contoh: laki-laki lahir tahun 1954.
100-54=46:9=5, sisa 1
Angka kua Anda adalah 1.
Perempuan:
Dua angka terakhir tahun kelahiran, dikurangi 4, kemudian hasilnya dibagi 9. Sisa yang didapat itulah angka kua.
Contoh: wanita kelahiran 1955
55-4=51:9=5 sisa 6
Angka kua Anda adalah 6.

Kamis, 21 Juni 2012

Tips Membeli Rumah Seken


detail berita

JAKARTA - Bagi Anda yang tengah mencari hunian dengan spesifikasi tertentu seperti lingkungan yang sudah dikenal aman, sudah memiliki tetangga, dan strategis, rumah seken bisa menjadi pilihan yang cukup menguntungkan.

Meskipun asosiasi kebanyakan orang mengenai "barang seken" seperti barang elektronik adalah barang murahan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku pada produk properti.

Justru jika kondisi rumah seken tersebut sangat prospektif dan lokasinya strategis, harga rumah seken bisa lebih melambung daripada rumah baru.

Jika Anda memang berniat untuk membeli rumah seken dalam waktu dekat, sebaiknya Anda memperhatikan hal di bawah ini agar tidak menyesal sesudahnya. Berikut kiatnya seperti dikutip dari situs arsitektur arsindo, Rabu (11/1/2012):

1. Cari yang "Jual-butuh".
Pertama, cari rumah seken di mana si pemilik sedang dalam kondisi terdesak kebutuhan uang atau istilah umumnya disebut "jual butuh". Dalam kondisi seperti ini, biasanya penjual tidak akan memberi harga terlalu tinggi, dia sekadar ingin memperoleh sejumlah uang yang sangat diperlukan.

2. Rumah yang "terlantar".
Alternatif ke dua, liriklah rumah seken yang "terlantar". Maksudnya adalah, pada rumah jenis ini, umumnya pemilik setengah hati menjual rumah tersebut. Namun, jika calon pembeli bisa meyakinkannya, pemilik bisa berubah pikiran hingga kesepakatan harga tercapai.

Jika Anda membeli rumah jenis ini sebaiknya memperhatikan kondisi fisik rumah. Sebab, umumnya rumah seken butuh biaya renovasi yang lebih tinggi dibanding dengan rumah baru, bahkan Anda perlu sebuah jasa arsitek untuk menanganinya.

Maka itu, usahakanlah agar memperoleh rumah seken dengan membeli harga tanahnya saja. Berhati-hati juga agar tidak terperosok di harga, karena rumah seken itu biaya renovasinya sangat mahal.

3. Aspek legalitas.
Dalam membeli rumah seken juga harus memerhatikan aspek legalitasnya. Usahakanlah untuk mendapatkan rumah seken atas nama si pemilik langsung. Pasalnya, mengurus balik nama tidak mudah.

Anda memerlukan kewaspadaan yang ekstra jika membeli rumah seken milik sebuah keluarga, terlebih lagi bila nama yang tercantum dalam akte sudah meninggal dunia. Pastikanlah seluruh anggota keluarga sudah menandatangani semua surat kesepakatan penjualan rumah hingga tidak menimbulkan gugatan di kemudian harinya, lantaran ada pihak keluarga yang merasa mereka tidak dilibatkan.

4. Tilik lokasi rumah.
Lokasi rumah seken berbanding terbalik dengan rumah baru. Artinya, meski seken, pilihlah lokasi rumah yang menguntungkan. Misal, jangan membeli rumah seken yang berdekatan dengan tempat kuburan atau pembuangan sampah.

Agar Anda tidak terjebak, maka usahakanlah untuk melihat lebih dari satu lokasi rumah. Carilah setidaknya tiga hingga lima kandidat rumah agar mendapatkan yang terbaik.

5. Terapkan rumus 100:10:5:1.
Dalam mencari rumah berlaku hukum 100:10:5:1. Rumus itu berarti dari seratus rumah yang disurvei, pilih sepuluh yang terbaik. Lalu, perkecil lagi menjadi lima, dan dari kelima kandidat rumah tersebut pilih satu yang menjadi rumah pilihan Anda. (rhs)

Minggu, 27 Mei 2012

10 Mitos Keliru Investasi di Bidang Properti



property-investmentDalam setiap lini bisnis selalu ada mitos dan atau persepsi keliru yang menempel. Padahal mitos tersebut pada kenyatannya tidaklah selalu benar, begitu pula di bisnis properti. Ada banyak pertanyaan di benak investor baru yang ingin memulai investasi di properti.

Minimnya informasi yang didapat bisa sangat menyulitkan anda memisahkan fakta dan mitos. Daripada harus menyusun seluruh fakta yang ada, beberapa mitos yang sering ditemui dalam bisnis properti di bawah ini, seperti dikutip detikFinancedarirealestateproarticles, Selasa (2/1/2012), bisa memberi pengetahuan akan sebuah industri properti:

1. Berinvestasi di properti hanya untuk orang kaya
Memang benar, uang bisa menggerakan dunia, dan pastinya sangat membantu orang meraih impian. Tapi instrumen investasi properti tidak hanya untuk orang kaya. Banyak pengusaha properti terkenal memulai bisnisnya kecil-kecilan. Namun, secara perlahan mereka menanjak ke posisi puncak dengan kerja keras.

2. Berinvestasi di properti berisiko tinggi 
Beberapa orang beranggapan begitu karena biasanya membutuhkan modal cukup tinggi, sehingga jika gagal di tengah jalan, kerugiannya pun cukup tinggi. Padahal sebenarnya, risiko berinvestasi di properti termasuk salah satu yang paling rendah. Apalagi jika dibandingkan pasar modal atau lembaga keuangan lainnya. Memang ada risikonya, tapi semua bisa diperhitungkan.

3. Jual-beli rumah merupakan cara investasi terbaik
House flipping yaitu membeli rumah dengan niat untuk dijual kembali bisa jadi cara yang baik untuk berinvestasi di properti, tapi jelas bukan yang terbaik karena masih ada pilihan-pilihan lain. Dalam situasi ekonomi seperti ini, harga rumah sudah cukup tinggi, dan anda harus menunggu cukup lama untuk bisa mendapatkan keuntungan tinggi lewat menjual kembali rumah tersebut. Menyewakan properti anda bisa jadi jalan yang lebih baik ketimbang menjualnya begitu saja.

4. Anda perlu banyak pengalaman
Mitos ini lebih masuk akal dibandingkan mitos lainnya. Akan tetapi, jika dipikir baik-baik, jika semua investor perlu banyak pengalaman sebelum memulai maka tidak akan ada yang namanya instrumen investasi properti. Pengalaman memang sangat membantu, dan hanya bisa diraih sejalan dengan waktu dan jam terbang. Yang paling anda perlukan adalah keinginan untuk belajar.

5. Banyak yang gagal berinvestasi di properti
Layaknya sebuah instrumen investasi, properti juga punya risiko, tapi janganlah membuat anda takut sebelum memulai. Pikiran seperti ini biasa terjadi akibat kurangnya informasi setelah mengambil keputusan. Sebaiknya, jika anda merasa tidak mampu berinvestasi di sektor ini, lebih baik tidak usah. Tapi jangan sampai anda batal berinvestasi hanya karena masukan dari orang lain, terutama nasihat dari mereka yang belum pernah masuk ke sektor ini.

6. Berinvestasi di properti hanya sukses jika anda 'kenal' orang yang tepat
Dalam bisnis dan industri apapun, punya banyak relasi akan sangat membantu. Apakah wajib untuk punya banyak relasi untuk memulai? Tentu tidak! Anda bisa membangun relasi sejalan dengan waktu. Mulailah berkenalan dan mengobrol dengan investor lain, pengacara, broker, dan siapa saja yang bisa membantu anda di masa mendatang.

7. Beli properti di bawah harga pasar pasti menguntungkan
Teori ini tidak sepenuhnya benar untuk industri properti. Meski membeli properti di bawah harga pasar menguntungkan di atas kertas, anda tidak akan mendapatkan laba sebelum berhasil menjual atau menyewakannya. Terkadang sebuah properti dijual murah karena beberapa faktor yang tentunya harus menjadi pertimbangan, seperti lokasi atau bangunan yang buruk. Anda harus lebih berhati-hati.

8. Tidak ada lagi properti bagus yang tersedia
Semua orang butuh tempat tinggal. Sebuah keluarga akan berkembang setiap harinya sehingga butuh properti baru. Anda akan selalu menemukan properti yang layak untuk diinvestasikan, hanya saja anda harus lebih sering dan giat mencarinya.

9. Kunci sukses berinvestasi di properti, pasang harga tak terlalu tinggi
Dalam kebanyakan kasus investasi properti, angka-angka sangatlah menentukan. Bahkan, anda bisa menawarkan harga jauh di atas rata-rata pasaran jika properti anda sudah dipoles menjadi sangat menarik.

10. Anda perlu informasi dari 'orang dalam'
Sebenarnya anda tidak perlu informasi yang sangat penting dari 'orang dalam' yang lebih berpengalaman. Dengan jam terbang yang tinggi dan banyak berinteraksi bersama para profesional, lambat laun anda akan menjadi 'orang dalam' tersebut. 



sumber: (ciputraentrepreneurship.com)

Jumat, 25 Mei 2012

Customer Gathering Graha Raya "Big Promo"

Customer Gathering Graha Raya
Sabtu, 26 Mei 2012
Jam : 09.00 - 17.00
Lokasi: Kantor Pemasaran Graha Raya 

Hadirilah Customer Gathering Graha Raya:



Big Promo :
DP s/d 12x
Double Diskon s/d Rp.173jt
(Rumah sudut & khusus) 
1. Cluster Gracia
2. Cluster Melia Groove
3. Cluster Fortune Spring






Rabu, 23 Mei 2012

Cara Murah Renovasi Rumah Sebelum Dijual


detail berita


JAKARTA - Ketika ingin menjual rumah, banyak orang yang memutuskan untuk merenovasi huniannya sebelum dijual. Tentu saja agar bisa lebih menarik minat dari calon pembeli. Tapi, tak jarang biaya renovasi tersebut sangat mahal dan memberatkan si pemilik rumah.

Untuk itu, jika Anda berniat merenovasi rumah sebelum dijual, ada cara-cara sederhana yang dapat dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh konsultan hunian Lori Wilson berikut ini, dikutip dari She Knows, Rabu (28/12/2011).

1. Refresh Peralatan Rumah Tangga.

Jika peralatan rumah Anda sudah kelihatan tua atau lama, jangan berusaha menggantinya apalagi membeli yang baru. Sebab, calon penghuni baru mungkin saja punya selera yang sangat berbeda dengan Anda. Akhirnya, peralatan tersebut bukannya digunakan malah dibuang dan diganti dengan yang sesuai seleranya.

Sebaiknya, yang perlu Anda ganti adalah pintu kamar yang rusak, atau mintalah tukang langganan untuk mengubah panelnya saja. Ini dapat menimbulkan kesan baru pada rumah Anda dan harga jualnya pun bisa lebih tinggi.

2. Bersihkan Lantai Rumah.

Lantai rumah yang menggunakan karpet, harus terlebih dahulu dibersihkan. Apalagi jika karpet tersebut telah lama digunakan, jangan sampai calon pembeli mencium bau tak sedap karena karpet yang kotor.

Untuk karpet yang banyak bolong di sana-sini, sebaiknya lepaskan saja. Biarkan lantai Anda telanjang tanpa karpet. Yang penting, dibersihkan dan dipel dengan baik.

3. Sedikit Memperbarui Dapur.

Banyak orang yang menginginkan dapur yang bersih dan rapih. Untuk itu, penting bagi Anda memperhatikan kebersihan serta kondisi peralatan dapur, sebelum menjual rumah.

Misalnya, dengan mengganti keran dapur yang sudah rusak, pegangan pintu kabinet, dan mengganti lampu agar lebih terang. Dapur Anda akan terlihat lebih efisien dan cantik dimata pembeli.

4. Mengganti Peralatan Kamar Mandi.

Kamar mandi termasuk ruangan yang vital pada rumah. Untuk itu, jika peralatan seperti toilet, wastafel, atau bak mandi sudah rusak, usahakan untuk menggantinya dengan yang baru. Karena, Anda tidak bisa lepas tangan begitu saja dari masalah ini.

Pembeli yang datang melihat calon rumah yang akan ditempatinya, tentu saja tidak menginginkan adanya barang rusak dan tidak berfungsi dengan baik. Maka, Anda sepenuhnya bertanggung jawab untuk menampilkan rumah yang dijual dalam kondisi sebaik mungkin.

5. Pastikan Pintu Rumah dalam Keadaan Sangat Baik.

Setiap orang yang berkunjung ke rumah, langsung berhadapan dengan pintu utama beserta kesetnya. Untuk itu, sangat penting memastikan keadaan fisik pintu dalam kondisi baik, utamanya bagian pegangan dan engsel. Serta pastikan Anda masih menyimpan kunci beserta duplikatnya.

6. Rawat Pekarangan Rumah. 

Selain tampilan fisik bagian dalam rumah, yang juga penting untuk diperhatikan adalah pekarangan atau taman. Rawat dan rapikan pekarangan, agar selalu terlihat bersih. Sehingga pembeli yang berminat pada rumah Anda seolah-olah mendapatkan bonus tambahan.

Mudah dan murah kan? Sekarang, Anda dapat menjual rumah dengan penuh percaya diri.  
Selamat mencoba dan buktikan hasilnya...!!!

Sumber : Tips & Info Property
Gambar : Exclusive

Tampil Beda Dengan Warna Plafon Dramatis






JAKARTA - Ingin rumah terlihat beda? Atau ingin merasakan suasana baru pada hunian tercinta? Salah satu cara yang mungkin terpikir pertama kali adalah dengan mengubah cat dinding. Tapi, sebenarnya ada opsi lain yang bisa anda lakukan yakni dengan mengubah warna plafon rumah. 
Karena plafon meliputi seluruh ruangan pada rumah, dengan memberikan warna yang tepat. Anda bisa mengubah tampilan keseluruhan ruangan menjadi lebih dramatis. Anda juga dapat menciptakan ilusi ruangan menjadi lebih pendek atau lebih tinggi, serta ruangan yang terlalu sempit menjadi lebih terkesan luas atau sebaliknya. 


Simak pemaparan para ahli desain interior dari Freshome dalam memilih variasi warna plafon yang tepat berikut ini, seperti yang dikutip dari lamannya, 
Senin (30/1/2012). 
 
1. Evaluasi ruangan dalam rumah
Lihat tampilan keseluruhan ruangan Anda. Ruangan kecil, besar, atau memiliki permainan plafon turun, naik, melengkung, atau lurus, ini semua akan 
menjadi faktor pertimbangan dalam memilih warna untuk plafon. Selanjutnya, lihat warna furnitur, warna dinding, dan dekorasi yang sudah ada di dalam 
ruangan Anda. 
 
Lanjutkan dengan pertanyaan apa yang ingin Anda rasakan ketika berada di dalam ruangan tersebut. Untuk efek dramatis, warna gelap akan membawa 
pandangan mata langsung tertuju ke atas, sedangkan warna yang ringan akan membuat mata memandang berkeliling ruangan terlebih dahulu baru 
kemudian melihat ke arah plafon.
 
2. Pertegas ruangan Anda dengan warna
Untuk ruangan yang memiliki variasi ketinggian plafon atau untuk rumah tinggal dengan konsep open floor, cara untuk membeda-bedakan ruangan bisa
dilakukan tanpa menggunakan dinding, yakni dengan cara menggunakan warna plafon berbeda untuk tiap ruangnya. 
 
Contohnya ruangan gabungan dapur, ruang makan, dan ruang keluarga bisa menggunakan warna plafon berbeda untuk dapur sedangkan ruang makan 
dan ruang keluarga bisa menggunakan satu warna yang sama. Coba gunakan perbedaan tone warna, misalnya coklat muda dan coklat tua, untuk plafon 
yang memiliki ketinggan berbeda untuk hasil visual menarik.
 
3. Palet warna natural dengan satu warna berbeda
Coba pilih warna netral seperti putih, coklat muda, beige (cokelat pucat) untuk warna furnitur, dinding, dan lantai. Kemudian pilih warna kuat, contohnya 
merah, kuning, oranye yang bisa tampak indah dan unik untuk plafon Anda. Satu warna kuat ini akan membuat tampilan yang unik tanpa membuat 
ruangan terasa terlalu penuh. Tambahkan warna-warna yang serupa untuk warna aksesoris atau bantalan sofa Anda untuk membaurkan warna plafon ke 
seluruh ruangan.
 
4. Kreasi plafon
Plafon bisa menjadi kanvas bagi Anda pecinta keunikan dan seni. Mulai dari menggambar mural, abstrak, gambar langit dan awan untuk kamar anak, 
plafon adalah kanvas kosong untuk menuangkan segala kreativitas Anda. Pilih satu tema untuk satu ruangan dan coba dulu di salah satu bagian kecil jika 
Anda masih ragu. Jika Anda mempunyai bujet lebih, pertimbangkan untuk menggunakan painting artist atau muralist yang memiliki pengalaman di 
bidangnya.
 
5. Tata lampu untuk visual efek
Untuk tambahan visual efek yang indah pertimbangkan untuk menggunakan permainan ketinggian plafon dengan tata lampu yang menarik. Warna plafon 
bisa mentransformasi suasana ruangan hanya dengan sedikit biaya, mulai dari gambar yang dramatis sampai suasana playful. 
 
Plafon memang seringkali luput dari perhatian dan dilupakan, tapi tidak ada salahnya Anda mencoba variasi plafon pada rumah tinggal dan rasakan 
perbedaannya.
(rhs)okezone

Selasa, 22 Mei 2012

Siasati Arah Hadap Rumah



ImagePosisi arah hadap rumah, ikut menentukan kenyamanan tinggal penghuninya. Bagaimana menyiasatinya?

     Saat ini masyarakat makin sadar akan pentingnya memasukkan cahaya matahari pagi ke dalam rumah. Tak heran, kavling atau rumah yang menghadap timur sangat diminati. Namun sebenarnya, hal tersebut tak sepenuhnya tepat. Matahari terdiri dari elemen panas dan terang. Panas matahari dibutuhkan, namun tidak berlebihan, karena tentu akan mengurangi kenyamanan dalam rumah. Sebaliknya, terang matahari sangat dibutuhkan dalam sebuah bangunan, untuk menghemat penggunaan energi. Bangunan berbentuk persegi panjang, orientasinya terhadap matahari lebih menentukan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar. Karena, setiap fasad menerima beban utama radiasi matahari, yang berarti pemanasan. Sudut jatuh cahaya matahari juga penting; semakin curam berarti semakin besar penerimaan energi panas. Dapat disimpulkan, bahwa fasad selatan dan utara menerima sedikit panas dibanding fasad barat dan timur. Karena itu, sisi bangunan yang sempit harus diarahkan pada posisi matahari rendah. Ini berarti, arah barat dan timur tidak dapat dihindari, sehingga pandangan bebas melalui jendela dari sisi ini harus dihindari. Bila di depan fasad timur dan barat terdapat bidang re ektif yang luas, juga akan merugikan karena terjadi kesilauan akibat matahari rendah. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki sinar matahari berlimpah. Jika terang matahari terlalu banyak masuk ke dalam rumah, tentu berpotensi mengurangi kenyamanan. Untuk mendapatkan kenyamanan secara maksimal, perhatikan hal-hal berikut.

ImagePosisi jendela pada sisi bawah bidang dinding. Mengakomodasi masuknya cahaya, dengan memperhatikan kebutuhan ruang di dalamnya. (Lokasi : Kediaman Asrie, Jakarta/ Foto : Ricky P)
- Atur desain dan posisi bukaan. Buat banyak bukaan pada sisi timur untuk memasukkan cahaya pagi, sebaliknya kurangi bukaan pada sisi barat. Sinar matahari sore, berpotensi menciptakan panas, yang jika masuk ke dalam rumah membutuhkan waktu cukup lama untuk hilang. Usahakan semua ruang mendapat bukaan dan terhubung dengan ruang luar. Kalau tidak memungkinkan adanya bukaan/jendela di kanan kiri bangunan, gunakan desain skylight.
- Ventilasi silang. Jenis, posisi dan ukuran lubang jendela pada sisi atas dan bawah dari bangunan dapat meningkatkan efek ventilasi silang. Selain itu, dua buah jendela yang saling berhadapan atau menyiku akan membentuk ventilasi silang.

 LUBANG CAHAYA
Image
- Lubang cahaya, artinya akses tempat masuknya cahaya. Bentuknya bisa terbuka atau tidak terbuka, asalkan cahaya bisa menerobos masuk.
- Besar lubang cahaya dalam sebuah bangunan, sebaiknya sepersepuluh dari luas lantai ruangan. Misalkan luas rumah
Anda 45 m2, berarti lubang cahaya yang harus dimiliki adalah 4.5 m2. Bila satu jendela ukurannya 120 cm x 80 cm, berarti dibutuhkan minimal 5 jendela di rumah tersebut, baik yang bisa dibuka ataupun yang tidak.

Atur penempatan ruang
Image 
- Hindari menempatkan kamar tidur pada sisi barat, karena terhubung langsung dengan sinar matahari sore. Penumpukan panas pada bangunan berorientasi ke arah Barat, masih akan terasa hingga pk. 21.00. Artinya walau matahari telah terbenam, suhu dalam ruangan yang beroriantasi ke arah barat masih tinggi/ suasana masih sangat hangat.
- Jika mungkin, tempatkan area basah pada sisi barat.
- Untuk bangunan bertingkat, buat lubang void agar tercipta pergerakan udara.
- Buat innercourt di tengah ruangan, bisa berupa taman kering, kolam atau ruang terbuka. Adanya innercourt selain sebagai “lubang” ke arah cahaya matahari juga untuk memberi “nafas” dalam ruangan.
- Berikan jarak antara bangunan dengan batas lahan. Sehingga, cahaya matahari dapat masuk ke segala arah, dan juga penghawaan buatan dapat ditekan untuk memaksimalkan penghawaan alami.
- Desain ruang yang terbuka, tanpa banyak sekat membuat ruang menjadi lapang
- Desain plafon yang tinggi – minimal 2.75m- sehingga pergerakan udara di dalam rumah menjadi lebih bebas.

ImageImage
- Penempatan kamar tidur pada area belakang di sisi timur, untuk menghindari pancaran matahari sore.
- Area basah, bisa ditempatkan di sisi barat, karena panas matahari tidak akan terlalu mengganggu aktivitas di ruang ini
- Ditempatkan kisi-kisi vertikal, untuk area teras di lantai dua. Fungsinya sebagai penghalang.

Buat “penghalang”
Image 
Buat penghalang berbentuk kisi-kisi horisontal, untuk menahan pancaran matahari sore secara langsung masuk ke dalam ruang. (Lokasi : kediaman Rini, BSD / Foto : Edo Simanjuntak).  Rumah yang menghadap barat, pancaran sinar matahari sore yang mengarah ke dalam rumah, akan mengakibatkan rumah terasa panas. Dinding luar yang langsung terkena sinar matahari sore, akan meneruskan panas ke dalam rumah. Akibatnya, kenyamanan dalam rumah berkurang karena masuknya udara panas. Solusi sederhana yang bisa dilakukan adalah memasang AC /kipas angin, menambahkan tirai berkain tebal di jendela atau kerai kayu/bambu di bagian depan rumah. Selain itu, buat secondary skin, dan tempatkan pada bukaan berupa jendela. lubang angin, pintu menuju balkon, teras rumah, atau jalan/selasar. Bentuknya bisa berupa kisi-kisi transparan, standing wall, berongga atau menggunakan tanaman rambat.

ImageMenahan matahari bisa dilakukan dengan membuat peri-peri, yaitu semacam kanopi beton dalam posisi tegak vertikal menerus sepanjang tinggi jendela. “Panas matahari dibutuhkan, namun tidak berlebihan, karena tentu akan mengurangi kenyamanan dalam rumah.”

Jumat, 18 Mei 2012

Fengshui Utamakan Keselarasan Dengan Alam


Mempelajari fengsui, secara tidak langsung akan menghayati ekosistem antara manusia dengan lingkungan. Pasalnya, pemahaman fengsui juga menyertakan penjabarkan nilai dari berbagai dampak ekologi/hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan. 

Sayangnya, hal ini jarang dikemukakan secara jelas, sementara orang lebih suka menghubungkan fengsui dengan kemakmuran dan nasib baik. Masalah ini sebenarnya tidak perlu dijabarkan secara berlebihan, karena siapa saja yang mau merawat alam secara baik, mereka akan mendapat berkah yang melimpah dari Bumi Pertiwi.

Sebenarnya fengsui adalah pengetahuan logika, tetapi diungkapkan melalui nafas budaya China purba yang sarat filsafat, seperti perumpamaan simbolis: Naga Hijau, Macan Putih, Sarang Naga, Logam, Api, dan sebagainya. Simbol tersebut digunakan untuk menandai sifat-sifat medan magnet bumi yang tak kasat mata.

Misalnya, Energi Qi (sering ditulis Chi) sering diistilahkan sebagai Nafas Naga/Long, karena Qi berasal dari puncak gunung dan bermuara ke pantai melalui lembah dan aliran sungai. Bila suatu lokasi bersemayamQi dalam kadar yang optimal, diyakini tempat ini akan membawa keberuntungan hidup yang baik (Qi dalam penyelidikan modern, identik dengan ozon yang ada dalam kandungan udara). Puncak gunung disebut sebagai sarang naga, sedangkan lekukan bukit diidentikkan sebagai tubuh naga, dan ozon/udara jernih yang turun dari puncak gunung dijuluki nafas naga/Qi.

Sebuah lokasi akan dijuluki sebagai “Kepala Naga” apabila tempat tersebut berada di kepala bukit, bagian belakangnya berupa gunung yang kokoh. Sementara, bagian depannya berupa lembah/dataran rendah yang subur, di sana ada sungai yang meliuk dengan air yang jernih dan mengalir tenang.

Catatan: Binatang mitologi Long/Liong/Naga, dalam budaya China adalah simbol pemersatu Tiongkok, seperti Garuda lambang negara kita. Longberwatak bijak; sifat dan fisiknya sangat bertolak belakang dengan naga yang dikenal di budaya Barat.

Feng dan Shui Dalam bahasa Mandarin, feng berarti angin atau udara yang bergerak, sementara shui berarti air. Namun, gabungan kata feng dan shui tidak lagi menyentuh harfiah kata dasarnya, melainkan merujuk pada studi tentang pengaturan letak bangunan serta tata ruang dengan subyek manusia sebagai penghuni. Di kemudian hari, pengetahuan ini identik sebagai ilmu “Arsitektur ala China”. 

Simbolis feng/angin dan shui/air pun sangat mendasar, sebab kedua elemen tersebut adalah elemen alam yang hidup (artinya bisa bergerak sendiri tanpa faktor penunjang) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Feng sebagai udara diartikan bahwa rumah yang sehat membutuhkan sirkulasi udara yang baik. Udara yang segar akan mengalir/bergerak melalui jendela, pintu, dan taman/ruang terbuka. Di sini berlaku hukum fisika yang menerangkan bahwa udara akan mengalir dari tempat dingin ke tempat yang lebih hangat (yin/negatif ke yang/positif). Oleh karena itu, cahaya matahari harus bisa masuk ke rumah. 

Sebelum ada alat pendingin, rumah zaman dulu dibangun tidak berhimpitan seperti sekarang. Di kanan-kiri bangunan diberi lorong yang fungsinya tidak hanya untuk lewat, melainkan juga untuk memberi kesejukan yang menyehatkan.

Shui sebagai air sering dilambangkan sebagai energi yang mendatangkan rezeki bagi kehidupan, karena manusia hidup butuh air dan rumah tidak mungkin ditempati kalau tidak memiliki/dekat dengan sumber air. Air yang jernih merupakan sarana menghidupi Qi/energi hidup. Sebaliknya, air yang mampat dan kotor dalam fengsui di sebut Sha Qi/energi pembunuh, sebab air yang tidak bergerak akan rusak dan tidak bermanfaat. 

Feng/angin juga bisa dilambangkan sebagai anasir yang/positif, karena letaknya di permukaan tanah; sementara shui/air dilambangkan sebagai anasir yin/negatif.  Kedua anasir tersebut harus diukur seimbang, agar semuanya menjadi harmonis. Sebab itu, setiap rancangan bangunan yang dihitung dengan fengsui, selalu merujuk pada nilai-nilai keselarasan manusia, bangunan, dan alam lingkungan. 

Apabila salah satu dari ketiga faktor tersebut lebih dominan, maka nilai keselarasan pun akan terganggu dan mengacaukan ekosistem kehidupan. Sebaliknya, bila bangunan dirancang dengan mengedepankan fengsui yang benar, maka akan berdampak menguntungkan penghuni dan melestarikan ekologi.***

Kamis, 17 Mei 2012

Fengshui Sebenarnya Adalah Didasari Dari Teknik Arsitek, Bukanlah Klenik


Masyarakat kebanyakan kerap mempertanyakan kebenaran dan keabsahan fengsui. Tak sedikit dari mereka mempertanyakan, apakah fengsui masuk dalam pengetahuan atau kepercayaan? Pertanyaan ini sulit diterangkan oleh orang yang tidak benar-benar mendalami fengsui dalam bingkai pengetahuan yang sebenarnya.

Ilmu fengsui sebagai cara penyelarasan hidup manusia dengan lingkungan dimana dia tinggal, menjadi aturan ekosistem yang dianut masyarakat Tiongkok purba sejak 4700 tahun lalu. Aturan tersebut berkembang dan tumbuh dalam lingkaran tradisi yang divariasikan mengikuti kebudayaan dari suku dan masyarakat yang menggunakannya. Dari pengetahuan, akhirnya fengsui dianggap sebagai kepercayaan dan klenik, bahkan ada yang menganggapnya sebagai ajaran agama tertentu.

Paradigma ini hanya dilihat dari satu sudut pandang tertentu dengan menyisihkan data penting lainnya. Data untuk sebuah kebenaran, tidak bisa ditentukan hanya berdasarkan kuantitas yang ada, tetapi harus diuji melalui literatur pokok sebagai metodologi untuk suatu kebenaran.

Bukan Klenik
Di masyarakat kita, banyak “orang pintar” atau paranormal yang mengaku sebagai ahli fengsui. Mereka mungkin ada yang menguasai pengetahuan dasar fengsui dengan baik, tetapi sangat jarang yang paham dengan benar teori fengsui secara konseptual.

Selain itu, sebagian dari mereka “mendalami” fengsui berdasarkan hafalan dan kebiasaan dari aturan tradisi yang diwarisinya, bukan melalui penelitian seperti yang tertulis dalam literatur dan buku-buku fengsui kuno.

Hal ini mungkin disebabkan karena ilmu fengsui yang masuk ke Indonesia kebanyakan dibawa oleh rohaniawan dan peramal nasib. Mereka sangat identik dengan kehidupan klenteng/agama Tao dan vihara/agama Buddha.

Di tangan mereka, fengsui sering berubah menjadi konsep mencari nasib baik, bukan sebagai ilmu arsitektur bangunan yang bisa memberi kenyamanan lahir batin bagi penghuninya. Ini disebabkan sebagian besar praktisinya tidak mengenal ilmu arsitektur.

Kondisi seperti ini makin terpelihara, karena sebagian besar masyarakat Tionghoa zaman dulu memiliki visi yang sederhana, yaitu giat bekerja untuk meraih nasib mujur/hoki. Mereka lebih suka membicarakan fakta yang ada daripada pusing memikirkan teori yang tidak jelas. Mereka lebih suka menjadi pendengar daripada membaca buku. Dari kebiasaan ini, tanpa sadar telah mengubur konsep yang nyata menjadi kepercayaan yang bernuasa tradisi—dan fengsui adalah salah satunya.

Fengsui Makin DigemariSekarang, kemajuan informasi yang pesat telah mengubah wajah dunia, Perbedaan jarak sudah tidak bisa lagi dibelenggu oleh waktu. Masyarakat dunia dengan mudahnya mengakses internet untuk mencari informasi dari pelosok dunia. Orang yang menguasai informasi akan bertambah pintar, sedangkan yang menutup diri dengan kebenaran yang belum tentu benar akan tertinggal zaman.

Fengsui yang semula didewakan untuk mengelabui masyarakat sebagai klenik untuk mencari kemakmuran, mulai ditinggal pasar. Bahkan kini informasi tentang fengsui sebagai pengetahuan untuk hidup selaras dengan alam mulai digemari masyarakat dunia.

Di Barat, seni arsitektur sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tetapi baru dikukuhkan sebagai cabang ilmu pengetahuan 150 tahun lalu. Sebaliknya, masyarakat China sudah sejak ribuan tahun mengakui fengsui sebagai ilmu geologi dan arsitektur. Jadi orang yang akan membangun rumah, harus terlebih dahulu meminta bantuan ahli fengsui untuk memilihkan lokasi dan merancang desain bangunannya. Bangunan yang ditangani bisa berupa tempat tinggal, istana raja, kuburan, perencanaan jalan dan jembatan, sampai rumah ibadah.

Identik dengan Teknik ArsitekturDari data tertulis dan peninggalan bangunan yang masih bisa dilihat dan dipelajari, ternyata peran fengsui sangat dominan dalam sejarah arsitektur China sampai saat ini.

Literatur fengsui yang tersimpan dengan baik, kebanyakan berasal dari dinasti Song (960 M – 1279 M) dan Ming (1368 M – 1644 M), dan dengan jelas memberi pelajaran tentang:
  • Pemilihan lokasi dengan studi kedudukan gunung dan posisi sungai (faktor ekosistem).
  • Penelitian lingkungan dengan studi topografis dan sifat lahan (faktor ekologi).
  • Posisi bangunan untuk menentukan arah bangunan yang baik (harmonisasi).
  • Perencanaan bangunan meliputi bentuk (tampak depan, belakang, kanan dan kiri), tata ruang, ventilasi cahaya angin, sanitasi (faktor arsitektural).
  • Perencanaan eksterior (taman, kolam, saluran air bersih dan kotor).
  • Penempatan interior (ranjang, kompor dan lainnya).
     
Pembahasan semua teori fengsui tersebut menggunakan rumusan dan konsep yang jelas, dengan penelitian yang sudah dimatangkan sejak ribuan tahun sebelumnya. Walaupun penjabaran fengsui bernafaskan tradisi China kuno, tetapi semuanya bisa dimengerti dengan logika dan tidak ada satupun buku-buku fengsui kuno menjabarkan tentang mistik dan klenik. 

Karena teori fengsui sangat rumit dan tidak semua orang yang berbahasa Mandarin bisa memahaminya, maka kesulitan ini sering digunakan sebagai peluang dengan cara membubuhinya dengan nafas mistis agar citra fengsui terkesan lebih misterius.

Dari data-data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa fengsui dengan teknik arsitektur memiliki banyak persamaan yang bisa dikaji untuk melahirkan inovasi desain yang lebih baru.  

Dari pengamatan saya, sebagian arsitek yang sangat alergi dengan fengsui, karena mereka memiliki pengalaman menyakitkan dengan “suhu/paranormal” fengsui yang dipercayai pemilik rumah yang dirancangnya. Desain mereka dirusak atau disalahkan, tanpa solusi yang bijak, sehingga tata ruang kacau dan tidak nyaman. Umumnya hal ini disebabkan sang “suhu” tidak paham teknik arsitektur dan tidak bisa membaca denah, sehingga si arsitek yang menjadi korban.

Keadaan akan sangat berbeda, saat konsumen mempertemukan arsitek dengan ahli fengsui yang menguasai teknik arsitektur atau memiliki dasar ilmu arsitektur. Arsitek akan merasa beruntung, karena karakter desainnya tidak dirusak oleh praktisi fengsui. Tentu ada ada bagian-bagian bangunan yang tidak baik menurut fengsui, tetapi semua bisa diselesaikan dengan solusi yang lebih indah dan baik, sehingga bangunan yang dirancang jadi lebih nyaman untuk ditempati.

Selasa, 15 Mei 2012

Property Indonesia Masih Dikuasai Para Investor





Apakah Anda pernah melihat sebuah apartemen yang kosong, kendati sudah terjual habis; atau mal yang sepi penjual, meski sudah beroperasi? Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa proyek properti tersebut banyak dibeli oleh investor. 

Pengamat properti, Budi Santoso mengatakan, konsumen properti dibagi menjadi dua. Pertama, end-user yang membeli properti untuk ditempati. Kedua, investor yang membeli properti untuk dijual kembali atau disewakan. “Menurut pengamatan saya, jumlah end-user hanya 30% - 40%, sementara jumah investor berkisar 60% - 70%,” kata Direktur PURE (Pusat Real Estat) ini kepada Rumah.com

Umumnya, para investor memiliki kelebihan uang dan menginvestasikannya dalam bentuk properti, dengan harapan bisa mendapat capital gain yang lebih besar dari bunga deposito. “Saya melihat dalam lima tahun terakhir, investor yang menggairahkan dan menggerakkan bisnis properti indonesia,” jelas Budi. 

Para investor properti, imbuh Budi, umumnya bermain di segmen menengah atas, dengan harga di atas Rp500 juta. Dan memang perputaran properti di kalangan menengah atas terbilang sangat cepat. 

Para investor tidak mungkin main di segmen menengah bawah, karena marjin keuntungannya kecil, jelas Budi. “Capital gain perumahan menengah bawah tergolong rendah. Dengan risiko yang cukup besar, investor lebih memilih deposito,” katanya.  

Di sisi lain, segmen menengah bawah banyak dibeli oleh end-user yang butuh tempat tinggal. Belum lagi mereka itu sangat price sensitive. Jika terlalu mahal mereka tidak akan sanggup membeli. 

“Di segmen menengah bawah terlalu berat bagi investor, kecuali jika berinvestasi apartemen, yang bisa disewakan. Biasanya para investor menyewakan apartemen tersebut, kemudian setelah harga sudah tinggi, baru mereka jual lagi. Tetapi, selama apartemen itu masih ada penyewanya, tidak akan mereka lepas,” papar Budi, menutup pembicaraan.

Sumber : Anto Erawan / (antoerawan@rumah.com)
Gambar  : Exclusive