Kamis, 12 Juli 2012





Namun menurut perhitungan fengsui, tidak semua arah hadap rumah cocok dengan penghuninya. Penentuan arah hadap rumah tak bisa dianggap sepele, apalagi yang berkaitan dengan posisi pintu utama, sebab dari sinilah energi chi keluar-masuk rumah. Hal yang paling utama dalam menentukan arah hadap pintu utama adalah harus cocok dengan pemilik rumah, dalam hal ini kepala keluarga.

Sidhi Wiguna Teh mengatakan, manusia dibagi menjadi dua kelompok: kelompok timur dan barat. "Jika seseorang masuk dalam kelompok timur, maka tidak masalah jika rumahnya menghadap timur. Sebaliknya bagi kelompok barat, jika memiliki rumah yang menghadap timur, maka akan mengalami masalah, baik dari segi finansial maupun karir," jelas pakar fengsui dari Indonesia Feng Shui Architects ini.

Penentuan kelompok barat atau timur ada rumusnya, kata Sidhi. Hal yang harus diketahui adalah angkakua yang didapat dari menghitung angka tahun kelahiran (lihat cara penghitungan).

Angka kua 1, 3, 4, dan 9 disebut kelompok timur, sedangkan angka kua 2, 5, 6, 7, dan 8 disebut kelompok barat. “Kelompok barat lebih banyak daripada kelompok timur, karena angka kua 5 masuk ke dalam kelompok barat,” ucap Sidhi.

Misalnya, seseorang yang memiliki angka kua 6, rumahnya lebih cocok menghadap barat. “Bagi pemilik angka kua 6 hadap tepat ke arah barat akan memudahkan pemilik rumah mendapat berbagai peluang bisnis. Sebaliknya, seseorang yang memiliki angka kua 7, jika rumahnya menghadap ke arah timur akan babak belur, karena arah tersebut merupakan arah yang paling jelek untuk kua 7,” papar Sidhi.


Cara Menghitung KuaCara menghitung angka elemen pribadi berdasarkan tahun kelahiran (untuk tahun kelahiran sebelum tahun 2000).

Laki-laki: Angka 100 dikurangi 2 angka terakhir tahun kelahiran kemudian dibagi 9. Sisa dari hasilnya adalah angka kua.
Contoh: laki-laki lahir tahun 1954.
100-54=46:9=5, sisa 1
Angka kua Anda adalah 1.
Perempuan:
Dua angka terakhir tahun kelahiran, dikurangi 4, kemudian hasilnya dibagi 9. Sisa yang didapat itulah angka kua.
Contoh: wanita kelahiran 1955
55-4=51:9=5 sisa 6
Angka kua Anda adalah 6.

Kamis, 21 Juni 2012

Tips Membeli Rumah Seken


detail berita

JAKARTA - Bagi Anda yang tengah mencari hunian dengan spesifikasi tertentu seperti lingkungan yang sudah dikenal aman, sudah memiliki tetangga, dan strategis, rumah seken bisa menjadi pilihan yang cukup menguntungkan.

Meskipun asosiasi kebanyakan orang mengenai "barang seken" seperti barang elektronik adalah barang murahan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku pada produk properti.

Justru jika kondisi rumah seken tersebut sangat prospektif dan lokasinya strategis, harga rumah seken bisa lebih melambung daripada rumah baru.

Jika Anda memang berniat untuk membeli rumah seken dalam waktu dekat, sebaiknya Anda memperhatikan hal di bawah ini agar tidak menyesal sesudahnya. Berikut kiatnya seperti dikutip dari situs arsitektur arsindo, Rabu (11/1/2012):

1. Cari yang "Jual-butuh".
Pertama, cari rumah seken di mana si pemilik sedang dalam kondisi terdesak kebutuhan uang atau istilah umumnya disebut "jual butuh". Dalam kondisi seperti ini, biasanya penjual tidak akan memberi harga terlalu tinggi, dia sekadar ingin memperoleh sejumlah uang yang sangat diperlukan.

2. Rumah yang "terlantar".
Alternatif ke dua, liriklah rumah seken yang "terlantar". Maksudnya adalah, pada rumah jenis ini, umumnya pemilik setengah hati menjual rumah tersebut. Namun, jika calon pembeli bisa meyakinkannya, pemilik bisa berubah pikiran hingga kesepakatan harga tercapai.

Jika Anda membeli rumah jenis ini sebaiknya memperhatikan kondisi fisik rumah. Sebab, umumnya rumah seken butuh biaya renovasi yang lebih tinggi dibanding dengan rumah baru, bahkan Anda perlu sebuah jasa arsitek untuk menanganinya.

Maka itu, usahakanlah agar memperoleh rumah seken dengan membeli harga tanahnya saja. Berhati-hati juga agar tidak terperosok di harga, karena rumah seken itu biaya renovasinya sangat mahal.

3. Aspek legalitas.
Dalam membeli rumah seken juga harus memerhatikan aspek legalitasnya. Usahakanlah untuk mendapatkan rumah seken atas nama si pemilik langsung. Pasalnya, mengurus balik nama tidak mudah.

Anda memerlukan kewaspadaan yang ekstra jika membeli rumah seken milik sebuah keluarga, terlebih lagi bila nama yang tercantum dalam akte sudah meninggal dunia. Pastikanlah seluruh anggota keluarga sudah menandatangani semua surat kesepakatan penjualan rumah hingga tidak menimbulkan gugatan di kemudian harinya, lantaran ada pihak keluarga yang merasa mereka tidak dilibatkan.

4. Tilik lokasi rumah.
Lokasi rumah seken berbanding terbalik dengan rumah baru. Artinya, meski seken, pilihlah lokasi rumah yang menguntungkan. Misal, jangan membeli rumah seken yang berdekatan dengan tempat kuburan atau pembuangan sampah.

Agar Anda tidak terjebak, maka usahakanlah untuk melihat lebih dari satu lokasi rumah. Carilah setidaknya tiga hingga lima kandidat rumah agar mendapatkan yang terbaik.

5. Terapkan rumus 100:10:5:1.
Dalam mencari rumah berlaku hukum 100:10:5:1. Rumus itu berarti dari seratus rumah yang disurvei, pilih sepuluh yang terbaik. Lalu, perkecil lagi menjadi lima, dan dari kelima kandidat rumah tersebut pilih satu yang menjadi rumah pilihan Anda. (rhs)

Minggu, 27 Mei 2012

10 Mitos Keliru Investasi di Bidang Properti



property-investmentDalam setiap lini bisnis selalu ada mitos dan atau persepsi keliru yang menempel. Padahal mitos tersebut pada kenyatannya tidaklah selalu benar, begitu pula di bisnis properti. Ada banyak pertanyaan di benak investor baru yang ingin memulai investasi di properti.

Minimnya informasi yang didapat bisa sangat menyulitkan anda memisahkan fakta dan mitos. Daripada harus menyusun seluruh fakta yang ada, beberapa mitos yang sering ditemui dalam bisnis properti di bawah ini, seperti dikutip detikFinancedarirealestateproarticles, Selasa (2/1/2012), bisa memberi pengetahuan akan sebuah industri properti:

1. Berinvestasi di properti hanya untuk orang kaya
Memang benar, uang bisa menggerakan dunia, dan pastinya sangat membantu orang meraih impian. Tapi instrumen investasi properti tidak hanya untuk orang kaya. Banyak pengusaha properti terkenal memulai bisnisnya kecil-kecilan. Namun, secara perlahan mereka menanjak ke posisi puncak dengan kerja keras.

2. Berinvestasi di properti berisiko tinggi 
Beberapa orang beranggapan begitu karena biasanya membutuhkan modal cukup tinggi, sehingga jika gagal di tengah jalan, kerugiannya pun cukup tinggi. Padahal sebenarnya, risiko berinvestasi di properti termasuk salah satu yang paling rendah. Apalagi jika dibandingkan pasar modal atau lembaga keuangan lainnya. Memang ada risikonya, tapi semua bisa diperhitungkan.

3. Jual-beli rumah merupakan cara investasi terbaik
House flipping yaitu membeli rumah dengan niat untuk dijual kembali bisa jadi cara yang baik untuk berinvestasi di properti, tapi jelas bukan yang terbaik karena masih ada pilihan-pilihan lain. Dalam situasi ekonomi seperti ini, harga rumah sudah cukup tinggi, dan anda harus menunggu cukup lama untuk bisa mendapatkan keuntungan tinggi lewat menjual kembali rumah tersebut. Menyewakan properti anda bisa jadi jalan yang lebih baik ketimbang menjualnya begitu saja.

4. Anda perlu banyak pengalaman
Mitos ini lebih masuk akal dibandingkan mitos lainnya. Akan tetapi, jika dipikir baik-baik, jika semua investor perlu banyak pengalaman sebelum memulai maka tidak akan ada yang namanya instrumen investasi properti. Pengalaman memang sangat membantu, dan hanya bisa diraih sejalan dengan waktu dan jam terbang. Yang paling anda perlukan adalah keinginan untuk belajar.

5. Banyak yang gagal berinvestasi di properti
Layaknya sebuah instrumen investasi, properti juga punya risiko, tapi janganlah membuat anda takut sebelum memulai. Pikiran seperti ini biasa terjadi akibat kurangnya informasi setelah mengambil keputusan. Sebaiknya, jika anda merasa tidak mampu berinvestasi di sektor ini, lebih baik tidak usah. Tapi jangan sampai anda batal berinvestasi hanya karena masukan dari orang lain, terutama nasihat dari mereka yang belum pernah masuk ke sektor ini.

6. Berinvestasi di properti hanya sukses jika anda 'kenal' orang yang tepat
Dalam bisnis dan industri apapun, punya banyak relasi akan sangat membantu. Apakah wajib untuk punya banyak relasi untuk memulai? Tentu tidak! Anda bisa membangun relasi sejalan dengan waktu. Mulailah berkenalan dan mengobrol dengan investor lain, pengacara, broker, dan siapa saja yang bisa membantu anda di masa mendatang.

7. Beli properti di bawah harga pasar pasti menguntungkan
Teori ini tidak sepenuhnya benar untuk industri properti. Meski membeli properti di bawah harga pasar menguntungkan di atas kertas, anda tidak akan mendapatkan laba sebelum berhasil menjual atau menyewakannya. Terkadang sebuah properti dijual murah karena beberapa faktor yang tentunya harus menjadi pertimbangan, seperti lokasi atau bangunan yang buruk. Anda harus lebih berhati-hati.

8. Tidak ada lagi properti bagus yang tersedia
Semua orang butuh tempat tinggal. Sebuah keluarga akan berkembang setiap harinya sehingga butuh properti baru. Anda akan selalu menemukan properti yang layak untuk diinvestasikan, hanya saja anda harus lebih sering dan giat mencarinya.

9. Kunci sukses berinvestasi di properti, pasang harga tak terlalu tinggi
Dalam kebanyakan kasus investasi properti, angka-angka sangatlah menentukan. Bahkan, anda bisa menawarkan harga jauh di atas rata-rata pasaran jika properti anda sudah dipoles menjadi sangat menarik.

10. Anda perlu informasi dari 'orang dalam'
Sebenarnya anda tidak perlu informasi yang sangat penting dari 'orang dalam' yang lebih berpengalaman. Dengan jam terbang yang tinggi dan banyak berinteraksi bersama para profesional, lambat laun anda akan menjadi 'orang dalam' tersebut. 



sumber: (ciputraentrepreneurship.com)